Jurnas.com | POLRI memeriksa lima orang saksi dalam kasus penembakan dan pelemparan bom molotov ke rumah calon Bupati Aceh Utara, Misbahul Munir. Pelakunya sendiri masih terus dikejar oleh tim khusus yang dibentuk Polda Aceh.
Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar, Rabu (11/1), penanganan oleh petugas di lapangan terus dilakukan, antara lain dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). "Kami berharap dari keterangan saksi ini, ada keterangan yang bagus untuk mengidentifikasi pelaku," kata Boy di Mabes Polri.
Beberapa selongsong peluru senjata api laras panjang dan bom molotov dijadikan barang bukti oleh penyidik Polda Aceh. Sejauh ini Polri masih berkesimpulan kejadian adalah tindakan kriminal murni.
Belum ada dugaan penembakan bermotif politik atau sebagai upaya mengganggu pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah bulan depan. Belum ditemukan juga keterkaitan penembakan ini dengan lima penembakan sebelumnya yang mengakibatkan sembilan orang tewas. "Belum bisa mengarah pada kelompok tertentu pula," katanya.
Selongsong peluru dan anak peluru yang ditemukan di lokasi penembakan di tubuh korban juga terus diteliti di laboratorium forensik.
Rumah Munir ditembak Selasa (10/1) dini hari oleh orang tak dikenal. Tak hanya menembaki, pelaku juga melempar bom molotov. Penembakan ini sedikit berbeda dengan lima kasus sembelumnya. Perbedaan terutama berkaitan dengan sasaran. Sebelumnya pelaku menjadikan korban pendatang dari Jawa yang bekerja di Aceh sehingga motif kesejahteraan diduga menjadi motif di belakangnya.
Penembakan terhadap rumah calon bupati ini membuat beberapa pihak mulai menduga ada motif politik di belakang kasus ini.
Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar, Rabu (11/1), penanganan oleh petugas di lapangan terus dilakukan, antara lain dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). "Kami berharap dari keterangan saksi ini, ada keterangan yang bagus untuk mengidentifikasi pelaku," kata Boy di Mabes Polri.
Beberapa selongsong peluru senjata api laras panjang dan bom molotov dijadikan barang bukti oleh penyidik Polda Aceh. Sejauh ini Polri masih berkesimpulan kejadian adalah tindakan kriminal murni.
Belum ada dugaan penembakan bermotif politik atau sebagai upaya mengganggu pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah bulan depan. Belum ditemukan juga keterkaitan penembakan ini dengan lima penembakan sebelumnya yang mengakibatkan sembilan orang tewas. "Belum bisa mengarah pada kelompok tertentu pula," katanya.
Selongsong peluru dan anak peluru yang ditemukan di lokasi penembakan di tubuh korban juga terus diteliti di laboratorium forensik.
Rumah Munir ditembak Selasa (10/1) dini hari oleh orang tak dikenal. Tak hanya menembaki, pelaku juga melempar bom molotov. Penembakan ini sedikit berbeda dengan lima kasus sembelumnya. Perbedaan terutama berkaitan dengan sasaran. Sebelumnya pelaku menjadikan korban pendatang dari Jawa yang bekerja di Aceh sehingga motif kesejahteraan diduga menjadi motif di belakangnya.
Penembakan terhadap rumah calon bupati ini membuat beberapa pihak mulai menduga ada motif politik di belakang kasus ini.
0 komentar:
Posting Komentar