Visi & Misi

007......Berani, Cerdas, Sinergi & Tegas Meletakkan Pondasi Pembangunan Aceh Utara Berbasis Gampong Berdasarkan Syariat Islam, UUPA & MoU Helsinki
 

Selasa, 21 Februari 2012

Misbahul Munir: Penyerang Rumah Saya Bukan Orang Terlatih

0 komentar
LHOKSEUMAWE- Misbahul Munir telah mempelajari pola kejadian yang menimpa rumahnya. Calon Bupati Aceh Utara dari jalur perseorangan ini memastikan pelaku pemberondongan itu bukan orang terlatih.
Bersama istri dan anaknya, Misbahul Munir pulang ke rumahnya di Keude Krueng, Kuta Makmur, Aceh Utara, tadi sore, Rabu 11 Januari 2012. Sebelumnya dia meninggalkan kediamannya karena ada kegiatan di luar kota.
Pantauan The Atjeh Post, tadi sore, garis polisi (policeline) yang dipasang pada pagar rumah Misbahul Munir, Selasa 10 Januari 2012, sudah tak ada lagi. Sandal dan kotoran bekas kebakaran di teras rumah ini juga telah dibersihkan. Misbahul Munir terlihat duduk di sofa ruangan tamu. Dia menerima sejumlah warga yang bertamu. Di luar rumah, terlihat sejumlah polisi berpakaian preman yang merupakan pengamanan tertutup atau pamtup calon Bupati Aceh Utara peserta Pilkada 2012 ini.
Rumah beton dua lantai milik Misbahul Munir di Keude Krueng, Kuta Makmur, Aceh Utara, dibakar, dilempari bom molotov dan diberondong dengan senjata M-16, Selasa 10 Januari 2012 sekitar pukul 04.00. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Saat kejadian, hanya ada tiga pemuda penjaga rumah. Sedangkan Misbahul Munir dan keluarga sedang di luar kota.
“Melihat trik atau model kerja penyerangan, sepertinya saya mengetahui cara-cara kerja pelaku. Yang bekerja (pelaku) sepertinya orang yang dibayar oleh kelompok penjilat, karena teknik aksi pelaku tidak terlatih,” kata Misbahul Munir dalam jumpa pers di rumahnya.
Salah satu bukti pelaku bukan orang terlatih, lanjut Misbahul Munir, ada sofa di teras rumah yang sudah disiram dengan minyak, tapi tidak dibakar. “Ini teknik konyol, hanya sandal (di depan pintu rumah) yang dibakar. Tembakan juga tidak profesional, kena dinding bagian atas, ini bukan kerja orang terlatih,” kata mantan komandan Pasukan Cobra TNA GAM wilayah Pase ini.
Misbahul Munir yang juga Wakil Ketua I DPRK Aceh Utara menyebutkan, selama ini ia tidak pernah menerima ancaman dari pihak manapun, termasuk dari kelompok yang disebutnya penjilat itu. Sebab, ia tetap memegang janjinya untuk mundur dari calon bupati jika Partai Aceh mendaftar.
“Tapi setelah rapat pleno KPU yang menyatakan tidak dibuka lagi kesempatan mendaftarkan calon, kelompok penjilat itu merasa gelisah, karena saya tidak perlu mundur dari calon,” kata Misbahul Munir.
Misbahul mengatakan, kelompok yang disebutnya penjilat itu tidak segan-segan  mencatut nama GAM dan memanfaatkan anak yatim untuk meraup keuntungan pribadi. Dia meyakini pelaku yang menyerang rumah dirinya bukan pihak GAM.
“Karena saya tahu betul GAM, punya struktur dan komando yang jelas. Dan, saya tahu pimpinan GAM tidak pernah memerintahkan untuk menyerang saya. Jadi kejadian kemarin itu ulah kelompok penjilat dan pengecut,” katanya.
Misbahul Munir menambahkan, kelompok itu pernah memprovokasi masyarakat dengan menyatakan bahwa dirinya adalah ketua KNPI Aceh Utara. Padahal, ia adalah Ketua Umum KONI Aceh Utara, di samping Wakil Ketua I DPRK.
“Saya dibilang sebagai ketua KNPI, itulah bodohnya mereka dalam menghasut. Tujuan mereka menyebutkan saya ketua KNPI supaya masyarakat membenci saya, karena di KNPI Aceh Utara pernah terjadi pembantaian di masa konflik. Saya juga dibilang sebagai sekjen FKPI yang bekerja untuk TNI. Saya nyatakan, sampai sekarang saya tetap bekerja untuk rakyat, bukan untuk TNI,” katanya. 
sumber: http://www.atjehpost.com

0 komentar:

Posting Komentar