Selasa, 28 Februari 2012

Pilih Kepastian atau Propaganda

“Buet njan meuasai nibak seumeungeut ‘han akan pernah gata teumee kedamaian dan keadilan” , kata-kata meutuah diatas dapat menjadi pelajaran bagi kita semua  yang berarti setiap pekerjaan yang diawali dengan kebohongan tidak akan pernah kita dapatkan kedamaian dan keadilan sampai kapanpun kecuali kesia-siaan.
Setelah sekian lama masyarakat aceh dilanda konflik ditambah dengan teguran tsunami yang begitu dasyat hampir membuat seluruh  kehidupan semraut, keterbelakangan dalam semua sisi terutama ilmu pendidikan baik pendidikan Agama maupun pendidikan umum lainnya juga kondisi perekoniman masyarakat yang kian menurun akhirnya mudah terombang-ambing oleh isu-isu menyesatkan. Bermacam propaganda terjadi di aceh dengan memanfaatkan ketertinggalan dan keluguan karena ketidak tahuan masyarakat akan yang sebenarnya telah terjadi, benih permusuhan mulai tertanam sesama aceh diantaranya intimidasi,terror,serta kebohongan lainnya sampai kepada pendangkalan aqidah. Sedangkan kehidupan keseharian masyarakat makin lama kian terjepit, masyarakat mulai bingung dalam menentukan pilihan karena telah menjadi buah simalakama antara makan kepastian atau propaganda. Kamoe jra that kahudep ‘han ek tapajoeh propaganda sabeee (kami sudah lama hidup tidak sanggup lagi makan propaganda) ungkap SyehBansu salah satu penduduk pedalaman Aceh utara Aci kapeugah yang betoi bek kaseumeungeut pue beutoi Aceh kadamee lam NKRI…???( tolong katakan yang benar jangan bohong apakah Aceh benar sudah damai dalam NKRI…?), meski dalam serba ketertinggalan semangat syehbansu dalam membaca perkembangan politik ternyata lebih kental mungkin sebagian banyak masyarakat aceh lainnya juga mulai bangkit untuk merubah masa depan yang gemilang karena kita sudah damai dan bebas berdemokrasi seperti masyarakat Indonesia lain pada umumnya.
Jika memang benar hak-hak azasi manusia telah tertuang dalam MoU Helsinki, biarkanlah masyarakat aceh diberikan kewenangan seluas-luasnya untuk menentukan pemimpinnya kedepan tanpa ketakutan,intimidasi, terror serta pemaksaan kehendak baik itu geuchik (pemerintah setingkat gampong), Bupati/walikota (pemerintah setingkat kabupaten/kota) maupun pemimpin lainnya yang dapat memberi pencerahan bagi mereka agar dapat memiliki kepastian hidup merdeka seperti bangsa-bangsa lainnya didunia.
Misbahul  Munir, ST (Rahul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar