Visi & Misi

007......Berani, Cerdas, Sinergi & Tegas Meletakkan Pondasi Pembangunan Aceh Utara Berbasis Gampong Berdasarkan Syariat Islam, UUPA & MoU Helsinki
 

Selasa, 28 Februari 2012

Profil

0 komentar
 Riwayat Keluarga
Misbahul munir, ST yang akrab disapa dengan sebutan Rahul dilahirkan di Gampong Guha Uleue Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara pada tanggal 18 November 1980, beliau dilahirkan dari keluarga militer yang merupakan anak ke 7 (tujuh) dari 12 (dua belas) bersaudara. Rahul yang merupakan anak dari pasangan Ismail Syafi’i dan  Ruhani itu tergolong dalam usia yang masih muda. Dengan nama lengkap  Misbahul munir ST atau (Rahul) sapaan dalam barisan GAM itu menikah dengan Nurakmal, dara kelahiran Alueliem 19 Desember 1986, telah dikarunia sepasang buah hati yaitu Misna Az Zuhra kelahiran 21-01-2003 dan Muhammad Agam Ramadhan 23-08-2011.



 Riwayat Pendidikan
Misbahul munir, ST (Rahul) mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Mesjid Menyee selama 6 tahun, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Kutamakmur selama 3 tahun, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 1 Kutamakmur selama 3 tahun dan terakhir menyelesaikan gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil di Universitas Negeri Malikussaleh Lhokseumawe.




Riwayat Pekerjaan
Meski dibesarkan dikalangan keluarga Tentara Nasional Indonesia (TNI) sewaktu konflik melawan desentralisasi Jakarta di Aceh Rahul lebih memilih untuk bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sebelum penanda tanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka di Helsinky Finlandia 15 agustus 2005 awal perdamaian Aceh Misbahul munir, ST (Rahul)  pernah menjabat sebagai Komandan Pasukan Cobra Wilayah Samudra Pasee dan juga Bentara Militer (BM-GAM) atau lebih dikenal dikalangan TNI dengan Polisi Militer (POM).
Setelah Tsunami melanda Aceh dan MoU Helsinky ditanda tangani antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka 15 agustus 2005 Rahul kembali berintegrasi sebagai masyarakat biasa dan melakukan aktivitas sebagaimana layaknya warga sipil lainnya. Disamping  aktif dalam bidang olah raga, aktivis GAM ini juga memilih mnyelesaikan studi Sarjananya di fakultas  Teknik Unimal karena sempat tertunda akibat perang. Dengan modal kredit bank hasil SK orang tua dan mertua Rahul mendirikan sebuah perusahaan keluarga menempatkan diri sebagai Direktur agar dapat membiayai kehidupan keluarganya serta menyelesaikan pendidikan, sampai akhir tahun per 31 desember 2008 memimpin perusahaan keluarga kemajuan kian pesat semua utang di bank telah terlunasi, sisa dari keuntungan tersebut telah berhasil membeli 1 unit rumah sendiri, 2 unit mobil serta beberapa petak sawah dan kebun.

Pada tahun 2009 Misbahul munir, ST (Rahul) bergabung dengan partai local yaitu Partai Aceh sebagai Ulee Balang Partai Aceh kecamatan kutamakmur, dalam pemilu legislatif 2009 Misbahul munir, ST (Rahul) berhasil memperoleh kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Utara selain ditetapkan sebagai Ketua Fraksi Partai Aceh juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRK Aceh Utara Periode 2009-2014. Dalam perjalanan karir Misbahul munir, ST (Rahul) ditunjuk oleh Bupati sebagai Ketua Kontingen atlit Aceh Utara pada Pekan Olah Raga Provinsi (PORPROV KE XI ACEH) di Bireun tahun 2010 sehingga Kontingen Atlit Aceh Utara berhasil menyabet gelar sebagai Juara Umum pada hajatan olah raga tersebut. Keberhasilan dalam memimpin olah raga disambut baik oleh pengurus berbagai cabang olah raga di aceh Utara akhirnya dalam Musyawarah Olah Raga Kabupaten Aceh Utara (MUSORKAB) Misbahul munir, ST (Rahul) terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum KONI Aceh Utara periode 2011-2015. Selain itu karena kedekatan serta interaksi social yang kental dengan masyarakat Misbahul munir, ST (Rahul)  juga diangkat sebagai anggota Dewan Kehormatan Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Aceh utara.

Pada akhir tahun 2011 konflik regulasi pemilukada  terjadi di aceh, intinya tentang permasalahan tentang dibolehkan tidaknya kandidat calon gubernur/wakil gubernur,bupati/wakil bupati,walikota/wakil walikota dari jalur perseorangan atau yang lebih popular dengan sebutan calon independent. Pimpinan Partai Aceh awalnya mengharamkan calon dari jalur perseorangan ikut dalam pemilukada karena pencabutan pasal 256 UUPA oleh mahkamah konstitusi (MK) tanpa berkoordinasi dengan DPRA, dari hasil gugatan pertama MK mengeluarkan putusan sela tahap I sehingga pemilukada ditunda namun Pimpinan Partai Aceh tetap tidak mendaftarkan Calon Kandidat Kepala Daerah baik ditingkat Provinsi maupun di Kabupaten/Kota karena MK tetap membolehkan calon dari perseorangan ikut dalam pemilukada Aceh. Karena tahapan pemilukada terus dijalankan oleh Komisi Independen Pelimihan (KIP ACEH) sesuai dengan keputusan MK, merasa khawatir ketidak terwakilan mantan combatan GAM dalam excetutive hal tersebut akan menyulitkan rekan-rekan di legislative dalam menampung aspirasi konstituennya serta masyarakat pada umumnya dengan berani dan tegas mengambil sikap politik yang berbeda dari Pimpinan Partai Aceh Misbahul munir, ST (Rahul) mendaftarkan diri sebagai kandidat calon Bupati Aceh Utara dari jalur perseorangan berpasangan dengan Ketua Asosiasi Geuchik Aceh Utara (ASGARA). Akan tetapi sikap politik Misbahul munir, ST (Rahul) yang berbeda tersebut meski bertujuan baik harus dibayar mahal diawali dengan sebutan Pengkhianat oleh jubir PA fakhrurrazi, dilanjutkan dengan pemecatan tidak hormat dari Wakil ketua DPRK aceh utara, dan terakhir pemberondongan dengan senjata api disertai bom Molotov serta upaya pembakaran rumah pribadi Misbahul munir, ST (Rahul) di Keude Krueng Kecamatan Kuta Makmur Kabupaten Aceh Utara. Konflik regulasi pemilukada belum juga usai MK kembali digugat, dalam putusan sela MK yang ke II kembali memerintahkan KIP Aceh untuk membuka kembali pendaftaran calon kepala daerah, anehnya meski MK tetap membolehkan calon dari perseorangan dalam pemilukada Aceh sikap pimpinan Partai Aceh justru melunak dan mendaftarkan seluruh kandidat baik di tingkat provinsi maupun di kabupaten/kota.






 
Kesimpulan
Meski dalam hati kecil Misbahul munir, ST (Rahul) tidak ingin bersaing sesama kawan yang dulu pernah bersama baik suka maupun duka namun keadaan telah berkata lain, semuanya hanya Allah yang tau hikmah dibalik semuanya dan biarlah masyarakat yang menilai. Sebagai seorang lulusan Sarjana Teknik Sipil (pembangunan) yang pernah mendapat beasiswa dari pemerintah dengan bermodalkan pengalaman di beberapa bidang diantaranya; Wakil Ketua DPRK Aceh Utara, Ketua Umum Koni Aceh Utara, Ketua Kontingen Atlit Aceh Utara, Dewan Kehormatan PMI Aceh Utara, Komandan Pasukan Cobra GAM dan BM-GAM Wilayah Samudra Pasee, Ketua Panitia Pembangunan Mesjid Kutamakmur dan beberapa pengalaman lainnya kini memantapkan diri bersama Asosiasi Geuchik Aceh Utara(ASGARA), Pimpinan Dayah/Balai Pengajian serta teman-teman baik dari mantan combatan maupun tapol/napol,kerabat, dan seluruh masyarakat yang mendukung kami  untuk terus maju sebagai Calon Bupati/Wakil Bupati Aceh Utara Periode 2012-2017 (MISBAHUL MUNIR,ST – MANSUR, SE) dengan Visi;  Meletakkan Pondasi Pembangunan Aceh Utara Berbasis GAMPONG Berdasarkat SYARI’AT ISLAM, UUPA dan MoU HELSINKI. Mohon Do’a dan Dukungan, semoga kita semua diberkahi oleh Allah swt. Aminnn…….

0 komentar:

Posting Komentar